Keberkahan dan Kesadaran Spiritual: Pentingnya Basmalah dalam Setiap Langkah Ibadah

Membaca basmalah adalah tanda kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap tindakan yang dilakukan. Dengan membaca basmalah, umat Islam mengingatkan diri akan Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sehingga amal baik yang dilakukan dilandasi oleh niat yang tulus dan ikhlas. Dengan demikian, meninggalkan membaca basmalah dapat mengurangi keberkahan amalan tersebut karena kekhawatiran akan hilangnya kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap langkah.

Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Abdul Qadir al-Rahawi dari Abu Hurairah ra sebagaimana berikut:

Read More

كل ‌أمر ‌ذي ‌بال ‌لا ‌يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم أقطع

“Setiap urusan yang memiliki unsur kebaikan, akan tetapi tidak dimulai dengan membaca bismillahirrahmanirrahim maka terputus atau sedikit (keberkahannya).” (HR. Abdul Qadir al-Rahawi)

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap langkah ibadah. Dengan membaca bismillah sebelum melaksanakan wudhu, umat Islam mengingat bahwa proses membersihkan diri ini adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan niat tulus untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Meskipun pandangan tentang status membaca bismillah dalam berwudhu berbeda-beda di antara madzhab-madzhab fiqh, namun kesamaan mereka dalam menekankan pentingnya kesadaran spiritual dalam ibadah ini adalah suatu nilai yang sangat berarti.

Dengan melakukan wudhu sebanyak lima kali sehari, umat Islam diberikan kesempatan untuk terus mengingat dan memperkuat ikatan spiritual dengan Allah, serta mempersiapkan diri untuk menjalani ibadah yang lebih besar, yakni shalat fardhu. Oleh karena itu, amalan sunnah seperti membaca bismillah dalam berwudhu tidak boleh dianggap remeh, karena setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan kesadaran akan pahala yang besar dapat mengoptimalkan nilai ibadah kita di hadapan Allah.

Imam Syamsuddin Ar-Ramli rahimahullah (w. 1004 H) dari kalangan ulama Syafi’iah, dalam kitabnya Nihayatul Muhtaj mengungkapkan;

و من سننه ( التسمية أوله ) أي الوضوء ولو بماء مغصوب وأقلها بسم الله , وأكملها بسم الله الرحمن الرحيم ثم الحمد لله على الإسلام ونعمته الحمد لله الذي جعل الماء طهورا

“Di antara kesunnahan berwudhu adalah membaca bismillah di permulaannya. Walaupun air yang digunakan untuk berwudhu merupakan air ghasab. Paling sempurna bacaan bismillah, yakni bismilllahirrahmanirrahim. Kemudian dilanjutkan dengan membaca, alhamdulillah ‘alal islam wa ni’matihi alhamdulillahilladzi ja’alal ma’a thahura.” (Syamsuddin Ar-Ramli, Nihayatul Muhtaj, [Beirut: Darul Fikr, 1984], juz 1, halaman 183)

Ini adalah anugerah besar dari ajaran Islam yang memperbolehkan umatnya untuk memperbaiki kesalahan dan kelalaian dalam ibadah. Ketika seseorang lupa membaca bismillah di awal wudhu, Islam memberikan kemudahan dengan memperbolehkannya untuk membaca bismillah di tengah-tengah wudhu. Meskipun pada awalnya menjadi sunnah, namun tindakan tersebut tetap dianggap sebagai upaya memperbaiki dan menguatkan kesadaran spiritual dalam ibadah.

Ini juga menunjukkan betapa luasnya rahmat dan kemurahan Allah terhadap hamba-Nya, bahwa bahkan dalam kesalahan sekalipun, ada peluang untuk memperbaiki dan mendapatkan pahala. Oleh karena itu, ketika seseorang lupa membaca bismillah di awal wudhu, sebaiknya ia mengambil kesempatan ini untuk membacanya di tengah-tengah wudhu sebagai upaya memperbaiki kesalahan dan memperkuat kesadaran spiritual dalam beribadah.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Nawawi (w. 676 H) dalam kitabnya, Raudlatutthalibin wa ‘Umdatul Muftiyyin;

‌وَالثَّانِيَةُ: ‌أَنْ ‌يَقُولَ ‌فِي ‌ابْتِدَاءِ ‌وَضَوْئِهِ: بِسْمِ اللَّهِ، فَلَوْ نَسِيَهَا فِي الِابْتِدَاءِ، أَتَى بِهَا مَتَى ذَكَرَهَا قَبْلَ الْفَرَاغِ، كَمَا فِي الطَّعَامِ

“Kesunnahan wudhu yang kedua adalah membaca bismillah di permulaan wudhu. Apabila lupa membaca bismillah di awalnya, maka hendaklah dibaca kapan saja ketika  teringat, sebelum selesainya wudhu. Sebagaimana halnya ketika makan.” (Imam Nawawi, Raudlatutthalibin wa ‘Umdatul Muftiyyin, [Beirut: Maktabah al-Islami, 1991], juz 1, halaman 56)

Hal serupa juga diungkapkan oleh al-Bujairami dalam kitabnya, Hasyiyah al-Bujairami ‘alal Khatib, bahwasanya apabila seseorang lupa membaca bismillah di awal wudhu, maka disunnahkan membacanya di pertengahan wudhu, sebelum wudhunya tuntas.

‌فَإِن ‌تَركهَا ‌سَهوا ‌أَو ‌عمدا ‌أَو ‌فِي ‌أول ‌طَعَام كَذَلِك أَتَى بهَا فِي أَثْنَائِهِ فَيَقُول بِسم الله أَوله وَآخره لخَبر إِذا أكل أحدكُم فليذكر اسْم الله تَعَالَى فَإِن نسي أَن يذكر اسْم الله تَعَالَى فِي أَوله فَلْيقل بِسم الله أَوله وَآخره رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ وَقَالَ حسن صَحِيح وَيُقَاس بِالْأَكْلِ الْوضُوء وبالنسيان الْعمد وَلَا يسن أَن يَأْتِي بهَا بعد فرَاغ الْوضُوء لانقضائه

“Jika seseorang meninggalkan membaca bismillah karena lupa atau sengaja di permulaan makan, maka hendaklah ia membacanya di pertengahan makan. Dengan membaca; bismillahi awwalahu wa akhirahu. Sebagaimana Hadits Nabi Saw, ‘Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia meyebut nama Allah Swt., akan tetapi jika ia lupa, maka hendaklah ia membaca; bismillahi awwalahu wa akhirahu.’ Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dengan predikat hasan sahih. Fenomena semacam ini, disamakan dengan perkara wudhu atau perkara yang luput. Selain itu, tidak disunnahkan membaca bismillah setelah selesainya berwudhu karena dianggap telah berakhir.” (Al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami ‘alal Khatib, [Beirut: Darul Fikr, 1995], jilid 1, halaman 159)

Begitu juga dalam kitab Fathul Qarib al-Mujib, karya dari Syekh Muhammad bin Qasim al-Ghazi, bahwasanya ia memberikan penjelasan yang sama dengan dua pendapat di atas. Yakni, apabila seseorang lupa membaca bismillah di awal wudhu maka tetap disunnahkan membacanya di pertengahan. Dengan catatan, wudhunya belum selesai.

Merincikan penjelasannya, Syekh Muhammad bin Qasim al-Ghazi, memberikan takaran minimal membaca bismillah ketika berwudhu, dengan sekurang-kurangnya mengucapkan, bismillah. Sedangkan yang paling sempurna adalah bismillahirrahmanirrahim. (Muhammad bin Qasim al-Ghazi, Fathul Qarib al-Mujib, [Beirut: Dar Ibnu Hazm, 2005], halaman 33).

 

Demikian penjelasan mengenai “Keberkahan dan Kesadaran Spiritual: Pentingnya Basmalah dalam Setiap Langkah Ibadah” Semoga berkah dan bermanfaat.

Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.

Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.

Sumber: nu.online

Image: https://tinyurl.com/3mu46rj2

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *