Ketika menunaikan sholat, umat muslim wajib membaca surat pendek setelah melantunkan surat Al-Fatihah. Pada umumnya, umat muslim membaca surat pendek yang berbeda saat rakaat pertama dan rakaat kedua. Hal ini dilakukan untuk menambah keutamaan sholat dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, yang juga sering mengamalkan membaca surat yang berbeda pada setiap rakaat sholat. Membaca surat pendek ini memberikan variasi dan kekhusyukan dalam sholat, serta memperkaya hafalan dan pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Quran.
Hukum Membaca Surat yang Sama saat Sholat
Dalam kitab Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, disebutkan bahwa boleh membaca surat yang sama ketika melaksanakan sholat. Dari kitab tersebut, Abu Qatadah berkata:
“Diperbolehkan membaca satu surat pada rakaat pertama dan kedua, atau mengulang-ulangi surat yang dipilihnya pada rakaat pertama dan kedua. Sebab, semua surat termasuk bagian dari Al-Qur’an.”
Dari sumber yang sama, Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Rasulullah SAW membaca surat Al-Fatihah di dua rakaat pertama sholat Dzuhur dan juga membaca dua surat yang panjang pada rakaat pertama dan pendek pada rakaat kedua dan terkadang hanya satu ayat. Beliau membaca Al-Fatihah di dua rakaat pertama sholat Ashar dan juga membaca dua surat dengan surat yang panjang pada rakaat pertama. Beliau juga biasanya memperpanjang bacaan surat di rakaat pertama sholat Subuh dan memperpendeknya di rakaat kedua.” (HR. Bukhari 759, Muslim 451).
Dalam suatu hadits, ada seorang laki-laki dari Juhainah yang mendengar bahwa Rasulullah SAW membaca surat Az-Zalzalah saat sholat Subuh, baik saat rakaat pertama dan rakaat kedua.
Kemudian laki-laki tersebut berkata:
“Saya tidak tahu, apakah Rasulullah SAW lupa atau sengaja!” (HR. Abu Daud)
Dalam sumber lainnya yang dikutip dari buku Ringkasan Fikih Lengkap oleh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, diperbolehkan untuk membaca surat yang sama ketika sholat atau membagi satu surat ke dalam dua rakaat. Lalu, diperbolehkan juga baginya membaca pertengahannya atau akhir sholat.
Hal tersebut berdasarkan riwayat Ahmad dan Muslim dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW dalam rakaat pertama dalam sholat Subuh membaca firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 136:
…قُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْنَا
“Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman), “Kami beriman kepada Allah, pada apa yang diturunkan kepada kami, … “
Kemudian dalam rakaat kedua membaca firman Allah SWT yang termaktub dalam potongan surat Ali Imran ayat 64:
…قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Ahli Kitab, marilah (kita) menuju pada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, … “
Hal tersebut karena keumuman firman Allah SWT yang termaktub dalam surat Al-Muzzammil ayat 20:
… فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْاٰنِۗ …
“… Oleh karena itu, bacalah (ayat) Al-Qur’an yang mudah (bagimu)…”
Surat yang Biasa Dibaca Rasulullah SAW Ketika Sholat
Ada sejumlah surat yang biasa dibaca Nabi Muhammad SAW ketika melaksanakan sholat lima waktu. Berikut penjelasannya.
Sholat Subuh
Rasulullah SAW sering membaca sejumlah ayat dalam sholat subuh. Dalam beberapa riwayat, beliau biasanya membaca sekitar 60 hingga 100 ayat. Salah satu contoh bacaan yang beliau baca dalam sholat subuh adalah surat Qaaf dan At-Takwir. Surat Qaaf (Surah ke-50 dalam Al-Qur’an) berbicara tentang kebangkitan, sementara At-Takwir (Surah ke-81) menyampaikan pesan tentang hari kiamat dan perubahan alam semesta. Bacaan ini menunjukkan kedalaman makna dan keagungan dalam ibadah sholat yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Dari Quthbah bin Malik, ia berkata:
“Ia pernah sholat subuh bersama bersama Nabi Muhammad SAW. Beliau pada rakaat pertama membaca ayat baasiqaatin lahaa thal’un nadhiid (surat Qaaf ayat 10).” (HR. Muslim 457).
Sholat Dzuhur dan Ashar
Ketika sholat Dzuhur dan Ashar, Rasulullah SAW terkadang melafalkan surat-surat panjang seperti Al-Baqarah, Al-Imran, dan An-Nisa’. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam panjangnya surah yang bisa dibaca dalam sholat, tetapi tetap disarankan untuk memilih surah yang sesuai dengan situasi dan tidak memberatkan jamaah.
Abu Said dalam riwayatnya mengatakan:
“Adalah sholat Dzuhur dilakukan sangat panjang, sampai-sampai bila seorang pergi ke makam Baqi kemudian menyelesaikan kebutuhannya. Lalu pulang ke rumah dan berwudhu, kemudian kembali sholat, ia masih mendapati Nabi SAW pada rakaat pertama, sebab begitu panjangnya.” (HR Muslim)
Dari Abu Sa’id Khudri, ia berkata:
“Kami mengira-ngira panjang sholat Rasulullah SAW ketika sholat Dzuhur dan Ashar. Kami mengira-ngira dua rakaat pertama beliau pada sholat Dzuhur yaitu sekedar bacaan surat Alif laam miim tanzil (As-Sajdah). Dan kami mengira-ngira dua rakaat terakhir beliau sekitar setengah dari itu. Dan kami mengira-ngira dua rakaat pertama beliau pada sholat Ashar itu seperti dua rakaat akhir beliau pada shalat Dzuhur. Dan dua rakaat terakhir beliau pada shalat Ashar itu sekitar setengahnya dari itu. Dalam riwayat Abu Bakar tidak disebutkan Alif laam miim tanzil, namun ia berkata: ‘sekitar 30 ayat’.” (HR. Muslim 452)
Sholat Maghrib
Rasulullah SAW pernah membaca surat At-Thuur, Al-A’raf, dan Al-Mursalat ketika sholat Maghrib. Ini menunjukkan bahwa beliau membaca surat-surat yang cukup panjang dalam sholat Maghrib, yang pada umumnya tidak banyak dilakukan oleh umat Islam pada saat ini. Hadits ini juga menunjukkan betapa Rasulullah SAW menghargai bacaan Al-Qur’an dalam sholat, dan menjadi contoh bagi umat Islam untuk memperbanyak bacaan Al-Qur’an, khususnya dalam sholat.
Dari Jubair bin Math’am, ia berkata:
“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam membaca surat At-Thuur pada shalat maghrib.” (HR. Muslim 463).
Sholat Isya
Ketika melaksanakan sholat Isya, Nabi Muhammad SAW melafalkan sejumlah surat, seperti surat Asy-Syams dan surat Al-A’laa. Sebab, surat tersebut termasuk ke dalam kelompok surat wasath mufashal. Surat-surat dalam kelompok wasath mufashal adalah surat-surat dalam Al-Qur’an yang relatif pendek dan terletak di tengah-tengah bagian terakhir Al-Qur’an (dari surat Al-Hujurat hingga surat Al-Buruj). Kelompok surat wasath mufashal sering kali dipilih oleh Nabi Muhammad SAW dalam sholat karena panjangnya yang sedang dan maknanya yang padat serta mendalam. Ini memudahkan umat untuk menghafal dan memahami pesan-pesan penting yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, surat Asy-Syams dan Al-A’laa mengandung pesan moral dan petunjuk hidup yang kuat, yang sangat relevan untuk dijadikan bahan renungan dan pengingat bagi umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian penjelasan mengenai “Pentingnya Bacaan Surat Pendek dalam Sholat dan Fleksibilitas dalam Memilih Bacaan Menurut Sunnah Rasulullah SAW” Semoga berkah dan bermanfaat.
Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.
Sumber: https://tinyurl.com/42n67mab
Image: https://tinyurl.com/mr2pnfsw