Setiap ada perintah taat kepada Allah swt selalu diikuti perintah taat kepada Rasulullah saw dan larangan untuk mendurhakainya. Ini mengindikasikan kedudukan hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Fakta ini merupakan kesepakatan yang tidak diperselisihkan oleh umat Islam. Namun, permasalahan yang dibicarakan oleh hadits sangat luas, salah satu di antaranya adalah persoalan keluarga.
Beberapa teks hadits Nabi Muhammad yang berbicara tentang keluarga antara lain:
Tuntunan Memilih Jodoh
Nabi saw saw bersabda “Wanita dinikahi karena empat perkara, yaitu karena kekayaannya, pangkatnya (status sosialnya), kecantikannya dan kekuatan agamanya, pilihlah wanita yang kuat agamanya, kamu pasti beruntung” (HR. Abu Dawud)
Kewajiban dan Hak Suami-Istri
Ibnu Umar dari Nabi SAW. Bersabda;
“Ketahuilah, kamu semua adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban dari kepemimpinanmu. Pemerintah yang mengatur manusia, ditanya tentang rakyat yang dipimpinnya. Suami pemimpin keluarganya dan akan ditanya tentang keluarga yang dipimpinnya. Istri memelihara/mengatur rumah tangganya dan akan ditanya tentang hal yang dipimpinnya. Seorang hamba(buruh) memelihara harta milik majikannya dan akan ditanya tentang hal yang dipimpinnya”
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya dan mereka yang paling lembut kepada keluarganya”
Pendidikan Anak-Anak
Abu Hurayrah ra.berkata;
“Rasulullah sawbersabda: tidak seorang pun anak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, sampai jelas pembicaraannya, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi atau nasrani dan musyrik”
Bahkan orangtua harus berlaku adil terhadap anak-anaknya. Namun jika mau memberi lebih, agar anak perempuan dilebihkan. Dari ibnu Abbas ra berkata bahwa ada sabda Rasulullah SAW:
“Samakanlah anak-anakmu dalam pemberian (termasuk dalam pemberian pendidikan), jika kamu hendak melebihkan salah seorang di antara mereka, maka lebihkanlah pemberian itu kepada anak-anak perempuan.”
Para pakar hadis telah menunjukkan berbagai pandangan mengenai proses pembentukan keluarga sakinah. Umumnya sepakat bahwa langkah pertama dalam proses pembentukan keluarga sakinah adalah perkawinan yang sah dan seagama, dilanjutkan dengan adanya pembagian kerja dalam rumah tangga, melaksanakan hak dan kewajiban masing- masing secara proporsional, misalnya kewajiban suami terhadap isteri, kewajiban istri terhadap suami, dan kewajiban suami isteri terhadap anak-anaknya.
Untuk melestarikan keluarga sakinah harus diikuti langkah-langkah pembinaan, salah satu di antaranya adalah pembinaan aspek agama yang meliputi pembinaan agama pada orang tua, pembinaan jiwa agama pada anak-anak, pembinaan suasana rumah tangga Islami dengan upaya membudayakan ucapan kalimat thayyibah dalam rumah tangga. Menciptakan suasana sakinah dalam keluarga bukanlah semata-mata tugas seorang ibu/istri, sebagaimana yang tertera dalam teks-teks hadis, tetapi harus dipahami secara kontekstual bahwa terciptanya iklim tersebut harus didukung oleh kedua belah pihak (suami isteri). Karena ibu/istri dalam peran domestiknya (kerumahtanggaan) itu hanya bersifat alamiyah, sementara pengasuhan anak untuk menciptakan keluarga sakinah bukan hanya berkisar pada masalah alamiyah saja, tetapi suri tauladan yang baik berdasarkan ajaran Islam, dalam hal ini peran ayah/suami tidak bias ditinggalkan.
Demikian penjelasan mengenai Keluarga menurut Hadits Semoga berkah dan bermanfaat.
Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.
Sumber:
https://web.syekhnurjati.ac.id/lp2m/keluarga-dalam-perspektif-islam/
Image: