Adab Berdebat dalam Islam: Mengemukakan Kebenaran dengan Lembut dan Bijaksana

Adab Berdebat dalam Islam, Tetap Tenang hingga Tak Berkata Kasar

Perdebatan dalam Islam boleh saja dilakukan demi memperoleh kemaslahatan dan manfaat bersama, asalkan dilakukan dengan penuh akhlak, bijaksana, serta tujuan yang konstruktif untuk mencari kebenaran dan mendukung pemahaman yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas hidup bermasyarakat.

Ayat Al Qur’an bahkan memerintahkan muslim untuk menyerukan kebajikan sekalipun dengan jalan berdebat. Allah SWT berfirman dalam surah An Nahl ayat 125,

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”

Pada dasarnya, berdebat harus menggunakan kata santun dan menyenangkan orang lain. Berdebat juga tidak boleh menggunakan kata-kata keras dan kotor yang menyinggung pribadi yang berdebat. Lebih lanjut ada sejumlah adab berdebat yang pernah disebutkan dalam kitab ajaran Islam terdahulu, seperti menjaga kesopanan bahasa, menghormati pendapat lawan debat, dan berusaha mencari kebenaran bersama tanpa meninggikan ego pribadi.

Dengan demikian, berdebat dalam Islam tidak hanya menjadi sarana untuk mengekspresikan pendapat tetapi juga merupakan upaya untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan menciptakan suasana diskusi yang produktif.

Adab Berdebat dalam Islam

Menurut Imam Asy-Syafi’i

Imam Syafi’i dalam kitab Diwan Asy-Syafi’i menyebutkan sejumlah adab debat. Salah satunya, disebutkan untuk melakukan debat dengan tenang bila peserta debat tersebut memiliki kemuliaan dan ilmu yang berbeda dengan orang-orang dahulu atau yang sekarang.

“Lantas, bersikap sabarlah, dan jangan memaksakan kehendak, serta jangan berlaku sombong. Akan bermanfaat bagimu jika engkau tidak mengharap pamrih apa pun,” demikian penjelasannya yang diterjemahkan Yanuar Arifin.

Adab Seorang Muslim

Ada beberapa adab yang diperlukan dan diketahui oleh seorang muslim, antara lain:

Berkata dengan Lembut dan Santun

Dalam berdebat, gunakan kata-kata yang lembut, sopan, dan tidak menyinggung perasaan lawan bicara. Hindari penggunaan kata-kata kasar atau menyakitkan.

Tidak Menggunakan Kata-kata Kotor

Jauhi penggunaan kata-kata kotor atau menghina. Berdebat seharusnya memfokuskan pada argumen dan ide, bukan serangan pribadi.

Memilih Tempat dan Waktu yang Tepat

Berdebatlah di tempat dan waktu yang kondusif, hindari berdebat di tempat umum atau dalam suasana yang tidak mendukung. Ini membantu menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan efektif.

Penguasaan Materi dan Pengetahuan

Sebelum berdebat, pastikan bahwa Anda memiliki pengetahuan yang memadai tentang topik yang sedang diperdebatkan. Penguasaan materi akan meningkatkan kredibilitas argumen Anda.

Tidak Berdebat Kecuali Untuk Kemaslahatan

Berdebat sebaiknya dilakukan dengan niat untuk mencapai kemaslahatan dan manfaat bersama, bukan untuk meraih keunggulan pribadi atau merendahkan lawan bicara.

Mendengarkan dengan Baik

Sebagai bagian dari adab berdebat, penting untuk mendengarkan argumen lawan dengan baik. Ini membantu memahami perspektif mereka dan membangun diskusi yang lebih bermakna.

Menghindari Emosi yang Berlebihan

Jauhi penggunaan emosi berlebihan dalam berdebat. Upayakan untuk tetap tenang dan tidak terbawa emosi agar diskusi dapat berjalan dengan lebih konstruktif.

Menerima Kebenaran

Jika terbukti bahwa Anda keliru dalam suatu argumen, bersedia untuk menerima kebenaran. Tidak perlu bersikeras pada pandangan yang salah.

Berdebat dengan Niat Baik

Pastikan bahwa niat Anda dalam berdebat adalah untuk mencari kebenaran dan menjaga persatuan, bukan untuk memecah belah atau menciptakan konflik.

Menghormati Pandangan Lain

Meskipun memiliki pendapat yang berbeda, tetaplah menghormati pandangan dan keyakinan orang lain. Hindari sikap arogan atau merendahkan.

 

Dengan mengikuti adab-adab berdebat ini, seorang Muslim dapat berkontribusi pada pembangunan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman bersama tanpa merugikan hubungan antarindividu.

Dalam rangka mengemukakan kebenaran bukan untuk menunjukkan kebenaran bukan untuk menunjukkan kehebatan dirinya. Untuk itu, diperlukan penguasaan yang dalam dan luas pada topik yang diperdebatkan dengan memilih tempat dan situasi yang tepat. Jangan berdebat di sembarang tempat atau dalam kondisi tidak kondusif.

Perkara penting yang terakhir dalam berdebat adalah pandai mendengar. Mendengarkan di sini merujuk pada isi pembicaraan mitra bicara hingga memungkinkan orang yang berdebat mampu menangkap inti persoalan debat dan terhindar dari kekeliruan.

 

 

Demikian penjelasan mengenai “Adab Berdebat dalam Islam: Mengemukakan Kebenaran dengan Lembut dan Bijaksana” Semoga berkah dan bermanfaat.

Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.

Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.

Sumber: Adab Berdebat dalam Islam: Mengemukakan Kebenaran dengan Lembut dan Bijaksana

Image: http://tinyurl.com/ke6yjrby

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *