Ada sejumlah doa yang disebut mustajab atau kecil kemungkinan tak dikabulkan. Salah satunya doa orang terzalimi. Mustajabnya doa orang terzalimi disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Aslam bahwa Umar RA menjadikan seorang budaknya yang bernama Hunay untuk menjaga himaa (tempat penggembala ternak).
Dalam suatu kejadian, Hunay merasa dizalimi oleh Umar RA karena mendapat teguran yang dianggapnya tidak adil. Merasa dianiaya, Hunay pun memanjatkan doa kepada Allah, mengadukan kesulitannya dan penganiayaan yang dirasakannya. Umar RA yang mendengar doa itu kemudian memberikan jawaban yang mengejutkan, bahwa Allah telah mengabulkan doa orang yang terzalimi tersebut.
Hal ini menjadi bukti bahwa doa orang yang dizalimi memiliki keistimewaan tersendiri di hadapan Allah, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Umar berkata;
“Wahai Hunay, janganlah kau menzaimi orang-orang muslim dan takutlah dari doa orang yang terzalimi, karena sesungguhnya doa orang yang dizalimi terkabulkan. Maka, Izinkanlah orang-orang yang hanya memiliki sedikit unta dan sedikit domba untuk masuk ke dalam himaa tersebut. Jangan utamakan ternak Ibnu Auf dan ternak Ibnu Affan. Karena jika ternak keduanya rusak, mereka dapat kembali kepada pohon-pohon kurma dan tanaman mereka. Dan sesungguhnya, jika ternak milik orang-orang yang memiliki sedikit unta dan sedikit domba rusak, maka mereka mendatangi saya dengan membawa anak-anak mereka, seraya berkata, ‘Wahai Amirul Mukminin, wahai Amirul Mukminin, apakah saya biarkan mereka terlunta-lunta? Menyediakan air dan rerumputan lebih ringan bagi saya daripada memberikan emas dan perak. Demi Allah, sesungguhnya mereka melihat saya telah menzalimi saya. Sesungguhnya ini adalah negeri mereka. Pada masa jahiliah, mereka berperang melindunginya dan mereka masuk Islam agar tetap di dalamnya. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya bukan karena harta (unta ternak lainnya) yang saya siapkan fi sabilillah, pasti saya tidak akan menjadikan sejengkal tanah mereka sebagai himaa.” (HR Bukhari)
Hadits tersebut terdapat dalam kitab Mukhtashar Shahih Bukhari yang disusun M. Nashiruddin Al-Albani (Syekh Al-Albani) dan diterjemahkan Abdul Hayyie al-Kattani dan A. Ikhwani. Ada hadits lain yang menyebut doa orang terzalimi termasuk satu dari tiga yang mustajab.
Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Doa Orang Terzalimi
Ada sejumlah bacaan doa orang terzalimi yang terdapat dalam Al-Qur’an. Salah satunya dalam surah Al Qasas : 21, yakni berbunyi;
رَبِّ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
“Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
Ada juga bacaan doa agar terhindar dari orang zalim. Doa ini terdapat dalam surah Al Mu’minun ayat 94.
رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِيْ فِى الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
“Ya Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku termasuk kaum yang zalim.”
Anjuran Menolong orang yang Dizalimi
Ulama terkemuka asal Mesir, Yusuf Qardhawi, dalam bukunya yang berjudul Fiqh Al-Jihad yang diterjemahkan oleh Irfan Maulana Hakim dkk, menyebutkan sebuah hadits shahih yang berisi anjuran untuk menolong saudara yang dizalimi.
Rasulullah SAW bersabda;
“Tolonglah saudaramu yang zalim dan yang dizalimi.”
Para sahabat bertanya;
“Wahai Rasulullah, kami menolongnya karena ia dizalimi, lalu bagaimana kami menolong orang zalim?”
Beliau menjawab;
“Mencegahnya dari kezaliman, karena itu adalah pertolongan untuknya.”
Hadits ini memberikan dorongan dan tuntunan moral bagi umat Islam untuk bersikap proaktif dalam menegakkan keadilan dan menolong sesama yang mengalami penindasan.
Melawan kezaliman juga termasuk jihad dalam Islam. Dalam beberapa hadits dikatakan jihad semacam ini adalah jihad yang paling utama, sebagaimana diriwayatkan Thariq ibn Syihab Al-Bajali RA bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW;
“Apa jihad yang paling utama?” Beliau menjawab, “Menyampaikan kalimat kebenaran kepada penguasa yang zalim.”
Demikian penjelasan mengenai “Keistimewaan Doa Orang Terzalimi: Pelajaran dan Tantangan dalam Menegakkan Keadilan” Semoga berkah dan bermanfaat.
Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.
Sumber: Keistimewaan Doa Orang Terzalimi: Pelajaran dan Tantangan dalam Menegakkan Keadilan
Image: Salafy Temanggung