umar bin Khattab RA sebagai khalifah dikenal sebagai sosok yang tegas dan adil. Bahkan, ia tidak membeda-bedakan perlakuan antara keluarga maupun rakyat yang dipimpinnya.
Sikap Umar RA tersebut terlihat dari caranya membebani keluarga dengan tanggung jawab yang berat dibandingkan umatnya. Ia juga menjauhkan anggota keluarganya dari perlakukan hak istimewa sebagai keluarga khalifah, termasuk menjadi penggantinya sebagai khalifah.
Kisah Umar bin Khattab Melarang Anaknya menjadi Khalifah
Dilansir dari buku ‘Umar ibn Al-Khaththab oleh Khalid Muhammad Khalid, pemilihan untuk penerus kekhalifahan terjadi saat Umar RA berada di penghujung ajalnya. Namun, ia menentang keras saat nama anaknya diusulkan sebagai calon khalifah yang akan menggantikannya.
Meski diusulkan berulang kali, Umar RA tidak memasukkan nama putranya ke dalam daftar enam sahabat calon khalifah. Sebab, menurutnya, latar belakang Abdullah ibn Umar yang membawa nama anak khalifah menutup peluang yang lain untuk mendapatkan haknya.
Ketika ditanya, apa alasan Umar RA menolak hal itu, ia berkata, “Cukuplah satu orang saja dari keluarga ‘Umar yang akan menghadapi hisab karena urusan kekuasaan, yaitu Umar!”
Para sahabat dan kaum muslimin lainnya menyanggah, “Akan tetapi, wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya, anakmu adalah orang yang bertakwa dan adil. Apakah dosa dirinya jika dia ditakdirkan sebagai anak Amirul Mukminin? Ataukah dosa kaum muslimin yang merasa bahagia jika anakmu menjadi pemimpin bagi mereka?”
Umar RA kemudian menjawab sekaligus mengingatkan kaum muslimin sekitarnya, putranya bukan satu-satunya muslim yang adil dan bertakwa. Menurutnya, masih banyak muslim lain yang memiliki keadilan dan ketakwaan seperti putranya.
Diriwayatkan oleh Ibn Al Jauzi dalam Manaqib Amir Al Mu’minin Umar ibn Al Khaththab, Umar RA memegang sebuah prinsip menghindarkan memberi jabatan karena pertalian kasih sayang atau kekerabatan. Ia berkata,
“Barang siapa memberikan jabatan kepada seseorang dikarenakan pertalian kasih sayang atau kekerabatan dan dia tak mengangkatnya, kecuali atas dasar hal itu semata, dia benar-benar telah mengkhianati Allah, rasul-Nya, dan kaum muslimin.”
Sebaliknya, menurut buku Kitab Sejarah Lengkap Khulafaur Rasyidin tulisan Ibnu Katsir, Umar RA kemudian menetapkan pengangkatan khalifah di bawah Majelis Syura yang anggotanya berjumlah enam orang yang terdiri dari Utsman bin Affan RA, Ali bin Abi Thalib RA, Thalhah bin Ubaidillah RA, az-Zubair bin Awwam RA, Sa’ad bin Abi Waqqash RA, dan Abdurrahman bin Auf RA.
Barulah setelah Umar RA wafat, dilakukan musyawarah hingga terpilihlah tiga kandidat, yaitu Ali bin Abi Thalib RA, Utsman bin Affan RA dan Abdurrahman bin Auf. Setelah menghimpun pendapat dari kaum muslimin, barulah terpilih Utsman bin Affan RA yang diangkat menjadi khalifah ketiga saat ia berusia 70 tahun.
Kasus serupa yang menunjukkan ketegasan Umar RA dalam melarang anaknya untuk memegang jabatan karena privilese terlihat saat nama putranya kembali diusulkan sebagai calon Gubernur Kufah.
Saat itu, Umar RA yang sedang berbincang dengan para sahabat. Kemudian, ia berkata pada mereka, “Aku memerlukan orang yang kuat, terpercaya, dan muslim sejati untuk memimpin mereka.”
Salah seorang sahabat lantas menjawab, “Demi Allah! Aku akan beri tahukan engkau, siapa orang yang kuat, terpercaya yang engkau harapkan itu.”
Umar RA bertanya dengan antusias, “Siapakah orangnya?”
“Dia adalah Abdullah ibn Umar,” jawab sahabat itu.
Mendengar usulan yang menyebut putranya itu, Umar RA malah menjawab, “Semoga Allah memerangimu. Demi Allah, semoga saja engkau tak sengaja bermaksud seperti itu.” Lalu, Umar RA lantas memilih orang lain sebagai Gubernur Kufah.
Demikian penjelasan mengenai “Keteladanan Umar bin Khattab: Keputusan Melarang Anaknya Jadi Penerus Khalifah” Semoga Berkah, bermanfaat dan jangan lupa di amalkan.
Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.
Sumber : Keteladanan Umar bin Khattab: Keputusan Melarang Anaknya Jadi Penerus Khalifah
Source Image : Umar bin Khattab