Keutamaan Bulan Rajab dalam Sejarah Turunnya Syariat Salat 5 Waktu

Keutamaan bulan Rajab ditandai dengan momen turunnya perintah salat 5 waktu pertama kali. Momen tersebut bertepatan dengan saat Rasulullah SAW melakukan Isra Mi’raj. Bulan Rajab termasuk dalam salah satu bulan haram atau suci yang disinggung dalam salah satu sabda Rasulullah SAW. Dari Abu Barkah RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Read More

Artinya: “Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharam. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban,” (HR Bukhari Muslim)

Turunnya Perintah Salat pada Bulan Rajab

Berdasarkan keterangan hadits, diketahui perintah salat fardhu dalam sehari sebelumnya disyariatkan berjumlah 50 rakaat. Menurut buku Sirah Nabawiyah-Ibnu Hisyam yang ditulis oleh Ibnu Hisyam, hal tersebut dinarasikan dalam sebuah hadits oleh Anas bin Malik.

Saat melakukan perjalanan Isra Mi’raj, Rasulullah SAW melewati tiap tingkatan langit dan bertemu dengan masing-masing nabi pada tiap tingkatnya. Saat bertemu Nabi Musa AS, ia bertanya tentang jumlah waktu salat yang diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW pun menjawab, wahyu yang diterima untuknya adalah salat lima puluh waktu dalam sehari semalam. Nabi Musa AS yang mendengar itu berkata,

“Sungguh umatmu tak akan sanggup melaksanakan lima puluh kali salat dalam sehari. Dan aku, demi Allah, telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelummu, aku telah berusaha keras membenahi bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu.”

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW lalu kembali memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keringanan jumlah salat dalam sehari. Setelah mendapat keringanan 10 rakaat, Rasulullah SAW kembali lagi dan bertemu dengan Nabi Musa AS.

Nabi Musa AS lagi-lagi mengatakan hal yang sama agar Rasulullah SAW meminta diberi keringanan lagi untuk waktu salat dalam sehari tersebut. Pada akhirnya, syariat salat fardhu dalam sehari berkurang menjadi lima waktu.

Meskipun Nabi Musa AS masih tetap menyebutkan bahwa hal itu dirasa memberatkan seperti sebelumnya, Rasulullah SAW menjawab, “Aku sudah berulangkali kembali kepada Tuhanku dan memohon kepada-Nya sampai aku merasa malu. Aku tidak akan melakukannya lagi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kisah itulah yang menandai salah satu peristiwa penting pada bulan Rajab. Untuk tahun 2024, peringatan Isra Mi’raj akan bertepatan dengan Kamis, 8 Februari 2024 mendatang.

Demikian penjelasan mengenai “Keutamaan Bulan Rajab dalam Sejarah Turunnya Syariat Salat 5 Waktu” Semoga Berkah dan bermanfaat.

Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.

Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.

Sumber : Keutamaan Bulan Rajab dalam Sejarah Turunnya Syariat Salat 5 Waktu
Source Image : Bulan rajab

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *