Lailatul Qadar, yang juga dikenal sebagai Malam Kebesaran, merupakan malam yang sangat istimewa dalam bulan Ramadhan. Malam ini dianggap lebih baik daripada seribu bulan, di mana pahala ibadah yang dilakukan pada malam tersebut dilipatgandakan. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan memperbanyak doa di malam-malam terakhir Ramadhan, berharap mendapatkan keberkahan dan ampunan dari Allah SWT.
Bahwa pada bulan Ramadhan tersebut ada tiga peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. Diantaranya:
Bulan diturunkannya Al-Qur’an.
Saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun, Allah mengutusnya untuk membimbing umat manusia dari kegelapan kebodohan menuju cahaya pengetahuan. Tepat pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum tahun Hijriyah, Nabi Muhammad menerima wahyu pertama.
Pakar astronomi, Syekh Mahmud Basya, menyatakan bahwa waktu itu bertepatan dengan awal Februari tahun 610 Masehi. Mendekati masa turunnya wahyu pertama, Nabi sering menghabiskan waktu berkhalwat di gua Hira, menjauh dari keramaian dan beribadah dengan khusyuk selama beberapa hari. Terkadang durasinya adalah 10 hari, terkadang lebih hingga satu bulan.
Di tengah-tengah peribadatannya di gua Hira, Nabi didatangi sosok yang tak pernah dikenalnya.
Malaikat itu berkata;
“Bergembiralah wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini,”
Kemudian Jibril menyuruh Nabi membaca, Nabi menjawab tidak bisa. Perintah itu sampai diulang tiga kali oleh Jibril, jawaban Nabi sama;
“Mâ anâ bi qarî’in, aku tidak bisa membaca.”
Kemudian Jibril membacakan wahyu pertama, Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5 yang berbunyi;
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ
“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia”
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
“Yang mengajar (manusia) dengan pena”
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
“Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”
Perang Badar
Dalam peperangan ini, Nabi membawa 313 pasukan Muslim, menghadapi 950 pasukan non-Muslim yang jauh lebih besar dalam jumlahnya. Meskipun keadaan pasukan Muslim sangatlah tidak seimbang, namun dengan pertolongan Allah SWT dan strategi yang bijaksana, kaum Muslimin berhasil meraih kemenangan yang gemilang.
Dalam peristiwa tersebut, dari pasukan Muslim, gugur 14 orang syahid yang berjuang dengan penuh keberanian dan keikhlasan. Sedangkan dari pasukan kafir, terbunuh dan tertawan masing-masing 70 orang, sehingga menunjukkan betapa besar keberanian dan kekuatan yang diberikan oleh Allah kepada kaum Muslimin dalam menghadapi musuh yang jauh lebih besar dalam jumlahnya.
Di antara yang terbunuh adalah Abu Jahal, salah satu pemimpin Quraisy yang sangat bermusuhan terhadap Nabi Muhammad dan Islam. Setelah pertempuran usai, Nabi memerintahkan untuk menguburkan jenazah para Muslim yang gugur dengan hormat, begitu pula dengan jenazah para kafir yang terbunuh. Peristiwa perang Badar terjadi pada hari Jumat, tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah, bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi, dan menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah awal Islam.
Pembebasan Kota Makkah.
Tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah merupakan waktu yang bersejarah dalam Islam. Pada tanggal tersebut, Rasulullah dan para sahabatnya berhasil menaklukkan kota Makkah dalam sebuah peperangan yang disebut perang Fathu Mekah (penaklukan Mekah). Peperangan ini dipicu oleh perilaku kaum Quraisy yang melanggar salah satu perjanjian dari beberapa perjanjian yang dibuat di Hudaibiyyah. Kaum Quraisy bersekongkol dengan suku-suku lainnya untuk memerangi orang-orang yang telah berdamai dengan Rasulullah.
Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10.000 pasukan Muslim. Rasulullah mengutus sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dan memerintahkannya agar tidak memulai menyerang sebelum diserang. Bersama mereka, Nabi berperang dalam keadaan berpuasa, kemudian berbuka di tengah jalan karena mengalami keberatan (masyaqqah).
Peperangan antara pasukan Nabi dan kafir Quraisy tidak bisa dihindarkan lagi. Pada akhirnya, pasukan Muslim berhasil menaklukkan tentara Quraisy hingga mereka menyerah. Pasca-perang itu, Nabi memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar Ka’bah yang berjumlah 360. Selepas itu, kaum Muslimin mengumandangkan takbir, Rasulullah shalat di Maqam Ibrahim, dan meminum air Zam Zam.
Kaum kafir Quraisy yang sudah takluk tidak berdaya harap-harap cemas. Mereka yang dahulu menyakiti, mengusir dan berencana membunuh Nabi menunggu keputusan beliau memperlakukan mereka. Bisa saja Rasul membunuh mereka. Namun dengan belas kasihnya yang luas, beliau memaafkan dan membebaskan mereka.
Rasulullah berkata;
“Pergilah, Kalian bebas.”
Demikian penjelasan mengenai “Malam Kebesaran: Sejarah Penuh Makna di Bulan Ramadhan” Semoga berkah dan bermanfaat.
Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.
Sumber: nu.online.lampung
Image: islampos