Ustadz Wakijan selaku Penyuluhan Agama Islam Kementrian Agama Pati, memberikan tausiahnya dengan menjelaskan, bahwa;
“Kezaliman merupakan perbuatan tidak terpuji yang tentu dilarang oleh Allah SWT. Berbuat zalim memiliki makna berbuat tercela yang begitu banyak ragamnya. Ada puluhan sinonim dari kata zalim dalam bahasa Indonesia. Zalim bisa bermakna bengis, kasar, kejam, jahat, nakal, tercela, keji, jahil, dan sebagainya”
Dijelaskan kata zalim telah 289 kali disebut dalam Alquran. Ini berarti soal zalim bukan sesuatu yang sepele dan tidak boleh dianggap sepele. Sebagai umat Islam harus mewaspadai, mencegah, dan menjauhi perkataan, perilaku, dan tindakan yang zalim. Kezaliman akan mendatangkan mudarat dan dosa.
Ada kezaliman besar yang tidak bisa diampuni, ada kezaliman yang bisa dimaafkan atau diampuni. Tiga jenis kezaliman yang mesti kita waspadai dan hindari adalah sebagai berikut;
Zalim Kepada Allah karena Kekufurannya, Mendustakan Allah dan Rasulnya.
Zalim kepada Allah, khususnya dalam konteks kekufuran, mendustakan Allah, atau meremehkan Rasul-Nya, merupakan perbuatan yang sangat serius dalam ajaran Islam. Dalam Al-Qur’an, Allah menyatakan bahwa kekufuran dan mendustakan-Nya adalah dosa besar yang dapat membawa konsekuensi berat di dunia dan akhirat.
Contohnya:
Kekufuran sebagai Zalim Utama
Menyekutukan atau mengingkari keesaan Allah adalah zalim yang paling besar dalam pandangan Islam. Ini dianggap sebagai dosa besar yang dapat membawa seseorang ke dalam keadaan zalim dan mengakibatkan azab Allah.
Mendustakan Allah dan Rasul-Nya
Meremehkan wahyu, menolak kebenaran yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, atau menyebarkan kebohongan terkait Allah dan Rasul-Nya dianggap sebagai bentuk kezaliman yang serius.
Konsekuensi di Akhirat
Allah menyatakan bahwa orang-orang yang ingkar dan mendustakan-Nya akan menghadapi konsekuensi yang sangat berat di akhirat, seperti siksaan di dalam neraka.
Taubat sebagai Jalan Keluar
Meskipun zalim kepada Allah karena kekufuran adalah dosa besar, konsep taubat dan bertaubat masih terbuka bagi setiap hamba Allah. Taubat yang ikhlas dan diiringi dengan niat sungguh-sungguh untuk memperbaiki diri dapat menghapus dosa-dosa tersebut.
Ajakan untuk Mengambil Pelajaran
Al-Qur’an berulang kali memberikan peringatan dan pelajaran dari kisah-kisah orang-orang yang zalim kepada Allah di masa lalu. Hal ini dimaksudkan agar umat manusia dapat mengambil pelajaran dan menghindari tindakan yang dapat membawa mereka kepada kezaliman semacam itu.
Dalam Islam, sangat penting bagi umat Muslim untuk menjauhi kekufuran, mendustakan Allah, dan meremehkan ajaran-Nya. Kesucian keyakinan dan penghormatan terhadap Allah serta Rasul-Nya merupakan landasan utama bagi kehidupan seorang Muslim.
Kezaliman ini tidak bisa diampuni karena sudah mengingkari dan berbuat syirik, menyekutukan Allah. Firman Allah SWT dalam Alquran:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَظَلَمُوْا لَمْ يَكُنِ اللّٰهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيْقًاۙ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) akan menunjukkan kepada mereka (jalan lurus.” (QS An-Nisa: 168).
Zalim Kepada Sesama Manusia.
Kezaliman ini juga dibenci Allah. Bentuk kezaliman kepada sesama manusia begitu banyak, seperti mencela, memfitnah, menyiksa, mengambil harta tanpa hak, berlaku kejam, dan berlaku tidak adil. Kezaliman jenis ini amat merugikan manusia yang lain. Tindakan zalim seperti ini juga harus kita waspadai dan jauhi. Zalim kepada sesama manusia, atau tindakan kezaliman, memiliki dampak serius dan merugikan, baik bagi individu yang menjadi korban maupun bagi masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa kerugian yang mungkin timbul dari perbuatan zalim terhadap sesama manusia antara lain:
Penderitaan dan Trauma
Korban kezaliman sering mengalami penderitaan fisik, emosional, atau psikologis. Tergantung pada bentuk kezaliman, dampaknya dapat mencakup luka fisik, stres mental, kecemasan, dan bahkan trauma jangka panjang.
Pecahnya Hubungan Sosial
Perbuatan zalim dapat merusak hubungan sosial antara individu, keluarga, atau kelompok masyarakat. Ini bisa memecah belah keharmonisan dan menyebabkan konflik yang merugikan.
Ketidakadilan Sistemik
Kezaliman yang terorganisir atau sistemik dapat menciptakan ketidakadilan dalam sistem hukum, ekonomi, atau politik. Hal ini dapat menyebabkan disparitas sosial dan ekonomi yang merugikan kelompok tertentu.
Perpecahan Masyarakat
Zalim seringkali menciptakan ketidaksetaraan dan perpecahan di masyarakat. Ini dapat mengakibatkan ketegangan antar kelompok, bahkan konflik berskala besar seperti perang atau kerusuhan.
Kehilangan Kepercayaan dan Kehormatan
Tindakan zalim dapat merusak kepercayaan dan kehormatan baik individu maupun institusi yang terlibat. Masyarakat akan kehilangan keyakinan pada sistem atau pihak yang terlibat dalam tindakan zalim.
Siklus Kekerasan
Zalim cenderung menciptakan siklus kekerasan yang dapat berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ketika seseorang menjadi korban kezaliman, ia mungkin cenderung merespon dengan kekerasan, menciptakan lingkaran berkelanjutan dari tindakan yang merugikan.
Polarisasi Masyarakat
Kezaliman dapat menyebabkan polarisasi di masyarakat, memecah belah antar kelompok dan meningkatkan tingkat ketegangan dan konflik.
Kehancuran Moral dan Etika
Tindakan zalim merusak nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan norma-norma moral yang mendukung kehidupan bersama yang adil dan beradab.
Ketidakstabilan Sosial dan Politik
Kezaliman dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan politik, mengancam perdamaian dan keamanan di tingkat lokal, nasional, atau bahkan internasional. Dalam Islam, tindakan zalim dilarang keras, dan umat Muslim diajarkan untuk menjauhi perilaku zalim serta berusaha memerangi kezaliman dan keadilan.
Rasulullah SAW bersabda;
“Barangsiapa berbuat zalim kepada saudaranya, baik terhadap kehormatannya maupun sesuatu yang lainnya, maka mintalah kehalalannya darinya hari ini juga sebelum dinar dan dirham tidak lagi ada. Jika ia punya amal saleh, maka amalannya itu akan diambil sesuai dengan kadar kezaliman yang dilakukannya. Dan jika ia tidak punya kebaikan, maka keburukan orang yang ia zalimi itu dibebankan kepadanya.” (HR Bukhari).
Zalim kepada Diri Sendiri.
Manusia juga bisa berbuat zalim kepada dirinya sendiri, baik disadari atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja. Cotohnya:
- Mengotori pikiran dan jiwanya dengan dosa
- Menyakiti diri sendiri secara fisik, emosional, atau spiritual
Semua perbuatan yang melanggar perintah dan larangan Allah SWT adalah perbuatan yang menzalimi diri sendiri. Contohnya yaitu:
- Meninggalkan Sholat
- Tidak melaksanakan kewajiban puasa dan berzakat
- Tidak mau melaksanakan perintah Allah berarti mau mencoba lari atau menolak hukum-Nya.
Di akhir tausiyahnya, Ustadz Wakijan berpesan agar kita sebagai manusia dan sebagai muslim selalu berusaha dan waspada serta selalu menjauhi segala bentuk kezaliman dengan membahas bawah;
“Zalim kepada Allah SWT, zalim kepada sesama manusia, dan zalim kepada diri sendiri hanya akan merugikan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Mari kita senantiasa saling mengingatkan dan berdoa agar kita dibersihkan dari segala bentuk kezaliman,” tandasnya.
Demikian penjelasan mengenai “Melangkah Menuju Keadilan: Strategi Menghindari Segala Bentuk Kezaliman dalam Masyarakat” Semoga berkah dan bermanfaat.
Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.
Sumber: https://jateng.kemenag.go.id/
Image: https://pin.it/41enWcn