Menyingkap Misteri Lafal Niat Puasa Ramadhan: Pilihan dan Signifikansinya

Sebelum melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, kita harus membaca lafal niat. Hal itu sangat penting, karena merupakan salah satu rukun puasa. Lafal niat juga merupakan pembeda antara ibadah yang satu dengan yang lainnya. Lafal niat puasa Ramadhan harus dibaca pada malam hari, yaitu sejak terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar, sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Ada beberapa pilihan lafal niat menurut beberapa kitab, diantaranya:

Read More

Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

“Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Kata “Ramadhana” merupakan mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda baca akhirnya berupa fathah, sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan tanda baca kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah.

Kitab Asnal Mathalib

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى

“Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Kata “Ramadhana” pada niat tersebut menjadi mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda fathah, sedangkan kata “sanata” diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya.

نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ

Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”

Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Kata “Ramadhani” dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarr-nya. Sementara kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas musyar ilaih kata “hādzihi” yang menjadi mudhaf ilaihi dari “Ramadhani”.

Kitab I’anatut Thalibin.

 نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

“Aku berniat puasa bulan Ramadhan.”

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ

“Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.”

Dalil yang menjelaskan niat puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari adalah sabda Nabi Muhammad saw sebagai berikut:

مَنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ اْلفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

“Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu fajar, maka ia tidak berpuasa” (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i: 2293).

 

 

Demikian penjelasan mengenai “Menyingkap Misteri Lafal Niat Puasa Ramadhan: Pilihan dan Signifikansinya” Semoga berkah dan bermanfaat.

Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.

Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.

Sumber: Menyingkap Misteri Lafal Niat Puasa Ramadhan: Pilihan dan Signifikansinya

Image: https://tinyurl.com/5bx4f5mh

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *