Istilah dzurriyyah beberapa kali disebutkan dalam Al Qur’an untuk menjelaskan tentang anak keturunan. Kata Dzurriyyah disebutkan sebanyak 30 kali dalam 20 surat yang berbeda. Umumnya Al Qur’an membagi dzurriyyah dalam dua kategori, yaitu:
Dzurriyah
Dzurriyyah adalah anak-cucu keturunan, besar maupun kecil. Menurut Ibnu al-Atsir dalam kitab Taj al-Arusy al dzurriyyat berarti anak keturunan manusia, baik perempuan atau laki-laki. Sementara, menurut Manzur al-Mishry dalam kitab Lisan Al-‘Arab, aldzurriyyatnya seseorang berarti anak keturunanya. Sehingga aldzurriyyat adalah anak keturunan, baik dari golongan manusia maupun jin.
Dzurriyyatan Thayyibatan
Dzurriyyatan thayyibatan berarti keturunan yang baik. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran : 38, berbunyi;
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.””
Dalam ayat ini, Allah menceritakan bagaimana Nabi Zakariya AS berdoa kepada Allah meminta dikaruniai keturunan yang baik. Meski usianya telah lanjut, tulang-tulangnya telah rapuh dan uban telah mewarnai kepalanya. Sementara istrinya juga sudah lanjut usia dan mandul.
Ciri-Ciri Dzurriyyatan Thayyibatan
Ciri-ciri keturunan yang baik di antaranya yaitu yang taat kepada perintah Allah dan menjadi penyejuk hati bagi orang tuanya. Begini penjelasan beserta ayatnya:
Anak Keturunan yang Tunduk Terhadap Perintah Allah dan RasulNya
Anak keturunan yang patuh kepada perintah Allah dan RasulNya terdapat di dalam surat Al Baqarah ayat 128. Ayat ini merupakan doa nabi Ibrahim yang meminta keturunan yang baik.
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Anak Keturunan yang Beriman
Ciri-ciri dzurriyyatan dhi’aafan kedua yaitu yang beriman kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam surat At Thur ayat 20. Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa orang-orang beriman akan dipertemukan dan dikumpulkan Allah bersama anak keturunannya yang juga beriman kelak di surga.
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۗ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ
“Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.”
Anak Keturunan yang Gemar Berbuat Kebaikan
Ciri ketiga terdapat dalam surat Shaffat ayat 113. Dalam ayat ini disebutkan ada keturunan yang muhsin,ada pula yang zhalim.
وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَّظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ مُبِيْنٌ ࣖ
“Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.”
Anak keturunan yang muhsin taat beribadah kepada Allah sementara yang zhalim akan menganiaya diri mereka sendiri dengan kekafiran dan kedurhakaan kepada Allah SWT. Keturunan yang muhsin merupakan keturunan yang diberkahi. Keturunan yang diberahi adalah ciri-ciri dari keturunan yang baik.
Anak Keturunan yang Mampu Menjadi Penyejuk Hati
Dalam Tafsir al Maraghi oleh Shekh Ahmad Musthafa al Maraghy dan diterjemahkan oleh Hery Noer Aly dkk, dari ayat ini adalah di antara hamba Allah yang Maha Rahman adalah mereka sangat takut jika Allah menganugerahkan mereka keturunan yang tidak baik. Sehingga mereka berdoa dianugerahi anak keturunan yang baik, yang senantiasa mengesakan Allah, menunaikan ketaatan dengan memurnikan pengabdian kepadanya, yang bisa menjadi penyejuk hati mereka.
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
“Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.””
Dzurriyyatan Dhi’aafan
Dzurriyyatan dhi’aafan berarti keturunan yang lemah. Dalam surat An Nisa ayat 9, Allah berfirman:
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”
Dalam ayat ini, Allah menekankan agar orang-orang beriman tidak meninggalkan anak keturunan yang lemah. Lemah di sini maksudnya adalah meliputi akidah, ilmu pengetahuan, akhlak, moral, fisik dan juga ekonomi.
Akidah yang lemah membuat manusia durjana, lemah ilmu pengetahuan membuat anak keturunan tidak mampu bersaing dengan umat lain. Sementara lemah akhlak dan moral menjadi penyebab rusaknya tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Lemah fisik membuat mereka tidak mampu beramal dengan maksimal. Sedangkan lemah ekonomi akan membuat mereka menjadi keturunan yang banyak berharap atas pemberian orang lain.
Ciri-Ciri Dzurriyyatan Dhi’afan
Adapun ciri-ciri keturunan yang lemah adalah kebalikan dari keturunan yang baik. Di antaranya yaitu yang tidak patuh kepada Allah dan durhaka kepada orang tuanya.
Anak Keturunan yang Tidak patuh dan Tunduk atas Perintah dan Larangan Allah SWT
Dalam surat Al Kahfi ayat 50 diceritakan tentang keengganan iblis terhadap perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam. Allah melaknat iblis dan mengingatkan anak keturunan manusia agar jangan menjadikan iblis dan keturunannya sebagai pemimpin dan panutan hidup. Sebab mereka adalah seburuk buruk keturunan dan musuh nyata yang sangat menyesatkan.
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهٖۗ اَفَتَتَّخِذُوْنَهٗ وَذُرِّيَّتَهٗٓ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِيْ وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۗ بِئْسَ لِلظّٰلِمِيْنَ بَدَلًا
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim.”
Anak keturunan manusia yang enggan serta tidak patuh dan tunduk kepada perintah Allah adalah seburuk-buruk anak keturunan manusia, sebagaimana keturunan Iblis.
Anak Keturunan yang Melakukan Kedzaliman Terhadap Diri Sendiri
Anak keturunan yang melakukan kedzaliman ini terdapat dalam surat Al-Hadid ayat 26. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengutus Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim dan dijadikannya dari keduanya anak keturunan yang mayoritasnya menjadi nabi dan rasul. Sebagian kecilnya penuh ketaatan dan sebagian besar lainnya sombong dengan melakukan kefasikan.
Mereka yang mau menerima petunjuk adalah keturunan yang baik. Sementara mereka yang gemar melakukan fask adalah keturunan lemah dan tidak baik.
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا وَّاِبْرٰهِيْمَ وَجَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَالْكِتٰبَ فَمِنْهُمْ مُّهْتَدٍۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami berikan kenabian dan kitab (wahyu) kepada keturunan keduanya, di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka yang fasik.”
Anak Keturunan yang Durhaka dan Tidak Berbakti Kepada Orang Tuanya
Ciri selanjutnya adalah keturunan yang durhaka, tidak berbakti dan tidak menjadi penyejuk hati bagi orang tua mereka. Dalam surat Al Ahqaf ayat 15 dijelaskan bahwa salah satu dari perintah Allah adalah berbakti kepada ibu dan bapak. Sebab, jika anak durhaka enggan berbakti kepada ibu dan bapak, berarti durhaka juga kepada perintah Allah. Artiya anak tersebut adalah keturunan yang lemah.
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًاۗ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًاۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًاۗ حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”
Itulah penjelasan mengenai dzurriyyah. Semoga kita semua dikaruniai dzurriyyatan thayyibatan yang senantiasa taat kepada Allah SWT dan menjadi penyejuk hati bagi orang tua.
Demikian penjelasan mengenai “Pemahaman Istilah Dzurriyyah dalam Al-Quran: Konsep dan Ciri-Ciri Keturunan yang Baik dan Lembah” Semoga berkah dan bermanfaat.
Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.
Sumber: Pemahaman Istilah Dzurriyyah dalam Al-Quran: Konsep dan Ciri-Ciri Keturunan yang Baik dan Lembah
Image: Muslimah News