Peninggalan Kerajaan Islam: Eksplorasi Keberagaman Budaya dalam Jejak Masjid Tertua di Indonesia

Masjid merupakan rumah ibadah bagi umat Muslim yang saat ini banyak berdiri di tengah-tengah permukiman masyarakat, karena mayoritas penduduk Indonesia memang beragama Islam. Bangunan masjid mulai didirikan di Indonesia seiring dengan masuk dan berkembangnya agama Islam pada sekitar abad ke-13.

Pada awal masuknya pengaruh Islam, masjid biasanya didirikan oleh pihak kerajaan. Beberapa peninggalan kerajaan Islam berupa masjid masih berdiri hingga saat ini, meski telah berusia berabad-abad. Ciri-ciri masjid peninggalan kerajaan Islam biasanya terletak di tengah kota, atap masjid tumpang, dan memiliki menara.

Read More

Keberadaan masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi saksi sejarah perjalanan agama Islam di Indonesia, mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah yang melingkupinya.

Berikut ini Masjid peninggalan kerajaan Islam yang masih ada sampai sekarang, yaitu:

Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak adalah masjid peninggalan Kerajaan Demak yang berdiri di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Masjid Agung Demak termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia, yang dibangun oleh Raden Patah, raja pertama dari Kesultanan Demak pada akhir abad ke-15.

Di masjid inilah pada zaman dulu beberapa anggota Wali Songo berkumpul. Selain masjid, di dalam kompleks Masjid Agung Demak terdapat makam raja-raja Kesultanan Demak, termasuk makam Raden Patah dan para abdinya.

Masjid Agung Demak memiliki nilai sejarah dan keagamaan yang tinggi, menjadi saksi perjalanan awal Islam di Indonesia. Kompleks masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga mengandung makna keagamaan yang mendalam, terutama dengan keberadaan makam-makam raja dan para ulama Islam yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Nusantara.

Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman merupakan masjid milik Kesultanan Yogyakarta, yang menjadi simbol harmonisasi kebudayaan Jawa dan agama Islam. Lokasi masjid ini berada di Kampung Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta, atau tepatnya berada di sisi barat Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.

Masjid Gedhe Kauman adalah peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang dibangun pada 1773 oleh Sultan Hamengkubuwono I, pendiri Kesultanan Yogyakarta. Dengan gaya arsitektur yang khas, masjid ini mencerminkan keindahan seni dan warisan budaya Jawa dalam konteks Islam, menjadikannya sebagai salah satu landmark bersejarah yang memperkaya panorama keagamaan dan kebudayaan di Yogyakarta.

Masjid Sang Cipta Rasa

Masjid Sang Cipta Rasa juga dikenal sebagai Masjid Sunan Gunung Jati, lantaran letaknya di sekitar kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati di Desa Astana Gunung Jati, Kecamatan Cirebon Utara, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Masjid peninggalan Kerajaan Cirebon ini dibangun pada 1480 atas prakarsa Nyi Ratu Pakungwati dengan dibantu oleh Walisongo dan beberapa tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah.

Masjid Sang Cipta Rasa sangat unik, karena memiliki arsitektur bercorak Tiongkok, yang terlihat pada dindingnya yang berhias porselen berbentuk piring warna merah dan biru dari era Dinasti Ming (1368-1644). Keunikan ini membuat masjid ini menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang memadukan elemen seni dan budaya Tionghoa dengan keberagaman warisan Islam di Indonesia.

Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten, salah satu peninggalan Kerajaan Banten. Masa kejayaan Kerajaan Banten terjadi pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. (Shutterstock/Nizar Kauzar) Masjid Agung Banten merupakan peninggalan Kerajaan Banten yang dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin pada tahun 1566. Di depan masjid terdapat menara setinggi 30 meter yang dibangun 66 tahun setelah masjidnya berdiri.

Masjid Agung Banten menjadi salah satu bukti kejayaan kota pelabuhan Banten yang masih berdiri hingga saat ini. Setiap harinya, masjid ini ramai dikunjungi oleh para peziarah dan wisatawan yang beribadah, maupun menikmati keunikan arsitekturnya, yang merupakan bentuk akulturasi budaya Hindu Jawa, China, dan Eropa. Keberadaan Masjid Agung Banten mencerminkan warisan sejarah dan keagungan Kerajaan Banten pada zamannya.

Masjid Baiturrahman Banda Aceh

Masjid Raya Baiturrahman merupakan peninggalan Kerajaan Aceh yang menjadi simbol agama, budaya, dan perjuangan masyarakat Aceh. Masjid ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan dan saksi kejayaan Kerajaan Aceh, tetapi juga pernah dijadikan markas pertahanan dari serangan para penjajah.

Masjid Raya Baiturrahman dibangun pada 1612 oleh Sultan Iskandar Muda, raja Aceh periode 1607-1636. Masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia bagian barat ini sempat dibakar oleh Belanda namun berhasil direnovasi, dan tetap selamat dari terjangan dahsyatnya tsunami 2004.

Keberadaan Masjid Raya Baiturrahman menjadi bukti monumental perjalanan sejarah Aceh dan ketahanan spiritualnya yang menghadapi berbagai ujian zaman.

Masjid Sultan Ternate

Masjid Sultan Ternate diduga telah dirintis sejak masa Sultan Zainal Abidin. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa pembangunannya baru dilakukan pada awal abad ke-17, saat Sultan Saidi Barakati berkuasa. Peninggalan Kerajaan Ternate ini terletak di dekat Kedaton Sultan Ternate.

Posisinya itu berkaitan dengan peran penting masjid dalam kehidupan beragama di Kesultanan Ternate. Tradisi atau ritual-ritual keagamaan yang diselenggarakan kesultanan selalu berpusat di masjid ini, menjadikannya pusat kegiatan keagamaan dan spiritual yang memegang peranan sentral dalam kehidupan masyarakat Kesultanan Ternate.

Masjid Katangka

Masjid Katangka adalah peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo yang dikenal sebagai masjid tertua di Sulawesi Selatan. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Gowa I Mangarangi Daeng Manrabbia pada 1603. Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Masjid Katangka dibangun pada awal abad ke-18.

Dulu, masjid ini pernah digunakan oleh Kerajaan Gowa-Tallo sebagai benteng pertahanan saat melawan penjajah.

Masjid Tua Palopo

Masjid Tua Palopo merupakan tempat bersejarah Islam di Indonesia yang terletak di Batu Pasi, Kecamatan Wara Utara, Palopo, Sulawesi Selatan. Melansir laman Kemdikbud, Masjid Tua Palopo didirikan pada 1604 oleh raja Luwu yang bergelar Payung Luwu XV, La Patiware Daeng Parabu.

Setelah masuk Islam, raja ini bergelar Sultan Muhammad Madharruddin. Raja memercayakan arsitektur Masjid Tua Palopo kepada Pong Mante, yang berasal dari Tana Toraja. Masjid ini menjadi saksi perjalanan sejarah Islam di Sulawesi Selatan dan mencerminkan harmoni antara budaya Toraja dan Islam.

Masjid Pusaka Selaparang

Masjid Pusaka Selaparang merupakan peninggalan Kerajaan Selaparang di Lombok. Secara administratif, masjid ini terletak di Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur.

Masjid Sultan Suriansyah

Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin merupakan masjid tertua di Kalimantan. Masjid bersejarah di Kota Banjarmasin ini didirikan pada 1526-1550 oleh Sultan Suriansyah, raja pertama Kesultanan Banjar.

Masjid ini dibangun di pinggir Sungai Kuin yang bentuk arsitekturnya khas tradisional Banjar, dengan konstruksi panggung serta atap yang berbentuk tumpang. Masjid Sultan Suriansyah menjadi simbol keberagaman budaya dan sejarah Islam di Kalimantan, mencerminkan kejayaan Kesultanan Banjar pada masa lampau.

 

 

 

 

 

 

Demikian penjelasan mengenai “Peninggalan Kerajaan Islam: Eksplorasi Keberagaman Budaya dalam Jejak Masjid Tertua di Indonesia” Semoga berkah dan bermanfaat.

Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.

Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.

Sumber: Peninggalan Kerajaan Islam: Eksplorasi Keberagaman Budaya dalam Jejak Masjid Tertua di Indonesia

Image: https://id.pinterest.com/pin/386676318022712693/

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *