Rasulullah SAW disebut sebagai orang yang paling sibuk di Padang Mahsyar kelak. Alasan yang melatarbelakangi hal itu sebab beliau disibukkan dengan perkara memberi syafaat kepada umat-umatnya. Dikutip dari buku Sang Pengatur Kehidupan oleh Risa Anggraini, di Padang Mahsyar kelak, Rasulullah SAW akan menjadi orang yang paling sibuk di tengah keramaian orang yang sedang berhadapan dengan hisab amal perbuatan mereka.
Beliau akan memberikan syafaat kepada umatnya, menjadi penengah dalam memohonkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT bagi mereka yang patut menerima syafaatnya. Hal ini menunjukkan kasih sayang dan perhatian Rasulullah SAW yang tiada henti terhadap umatnya, bahkan di saat-saat penuh kecemasan seperti hari kiamat.
Salah satunya diceritakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dan Hudzaifah RA. Hadits tersebut menceritakan, tiap manusia mendatangi nabi-nabi mereka untuk meminta syafaat masuk surga tetapi semua nabi melimpahkannya pada nabi yang lain hingga akhirnya pelimpahan berujung pada Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW, sebagai penutup para rasul, akan menerima tanggung jawab besar ini dengan penuh kasih sayang dan kepedulian terhadap umatnya. Beliau akan menjadi penengah yang paling agung dan penuh syafaat untuk membawa umatnya ke dalam keberkahan surga, serta menjadikan keselamatan dan kebahagiaan umat sebagai prioritas utama.
Menurut hadits tersebut, Allah SWT mengumpulkan manusia di Padang Mahsyar. Lalu, orang-orang beriman berdiri hingga surga pun didekatkan kepada mereka. Kemudian, orang-orang mukmin akan dibawa masuk ke dalam surga dengan diiringi oleh malaikat, dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan amal perbuatannya.
Kemudian, mereka menemui Nabi Adam AS seraya berkata;
“Wahai nenek moyang kami, memohonlah agar surga dibuka untuk kami.”
Nabi Adam AS menjawab;
“Bukankah tiada yang mengeluarkan kalian dari surga, kecuali kesalahan ayah kalian Adam ini? Aku bukanlah orang yang mampu melakukannya. Pergilah kepada putraku, Ibrahim, Khalilullah (kekasih Allah).”
Kemudian Nabi Ibrahim AS berkata;
“Aku bukanlah orang yang dapat melakukannya. Karena aku hanyalah kekasih dari belakang dari belakang (karena keutamaan Rasulullah). Pergilah kepada Musa, yang diajak bicara langsung oleh Allah SWT.”
Mereka pun menghadap Nabi Musa AS. Nabi Musa AS berkata;
“Aku bukanlah orang yang dapat melakukannya. Pergilah kepada Isa, yang merupakan kalimat Allah dan ruh-Nya.”
Lalu Nabi Isa AS berkata;
“Aku bukanlah orang yang dapat melakukannya.”
Mereka pun menghadap kepada Rasulullah SAW untuk meminta syafaat. Syafaat tersebut diberikan oleh Rasulullah SAW kepada golongan umat tertentu.
“Beliau pun bangkit lalu diizinkan (memberi syafaat). Kemudian dikirimlah amanah dan kasih sayang, kemudian keduanya berdiri di dua sisi Shirathal Mustaqim, kanan dan kiri. Lalu orang pertama di antara kalian melewatinya bagaikan petir.” (HR Muslim)
Golongan Orang yang Menerima Syafaat Rasulullah SAW
Dikutip dari Sheikh Abdul Aziz Marzuq Ath-Tharifi dalam Al Kurasaniyyah fi Syarhi ‘Aqidah Ar Raziyyaini terjemahan Roziyain, Rasulullah SAW memberikan syafaatnya pada sejumlah golongan di Padang Mahsyar.
Ada beberapa golongan yang menerimaa Syafaat Rasulullah, diantaranya:
Golongan Orang Yang Meninggal Dalam Keadaan Tidak Menyekutukan Allah SWT.
Golongan orang yang meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah SWT akan mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di Padang Mahsyar, sebagaimana yang disampaikan dalam hadits-hadits yang menunjukkan bahwa syafaat beliau akan diperoleh oleh orang-orang yang meninggal dengan memegang teguh keimanan monoteisme (tauhid) tanpa menyekutukan Allah dalam ibadah atau keyakinan mereka.
Rasulullah SAW bersabda,
أُشْهِدُكُمْ أَنَّ شَفَاعَتِي لِكُلِّ مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
“Aku bersaksi kepada kalian bahwa syafaatku diperuntukkan bagi setiap muslim yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan apapun.” (HR Abu Dawud)
Golongan Orang Yang Meninggal Dalam Keadaan Membawa Keimanan Walaupun Sebesar Biji Sawi.
Meskipun amal perbuatan mereka mungkin terbatas atau kurang sempurna, keimanan yang tetap lurus dan teguh pada ajaran tauhid menjadi dasar penerimaan syafaat Rasulullah SAW bagi golongan ini di Padang Mahsyar.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut;
أَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ فَيُفْتَحُ بَابٌ مِنْ ذَهَبٍ وَحِلَقُهُ مِنْ فِضَّةٍ، فَيَسْتَقْبِلُنِي النُّورُ الْأَكْبَرُ، فَأَخِرُّ سَاجِدًا، فَأُلْقِي مِنَ الثَّنَاءِ عَلَى اللَّهِ مَا لَمْ يُلْقِ أَحَدٌ قَبْلِي، فَيُقَالُ لِي: ارْفَعْ رَأْسَكَ، سَلْ تُعْطَهْ، وَقُلْ يُسْمَعْ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ، فَأَقُولُ: أُمَّتِي، فَيُقَالُ: لَكَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ شَعِيرَةٍ مِنْ إِيمَانٍ، قَالَ: ثُمَّ أَسْجُدُ الثَّانِيَةَ، ثُمَّ أُلْقِي مِثْلَ ذَلِكَ، وَيُقَالُ لِي: مِثْلُ ذَلِكَ، وَأَقُولُ: أُمَّتِي، فَيُقَالُ لِي: لَكَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ خَرْدَلَةٍ مِنْ إِيمَانٍ،
“Aku mengundi pintu surga. Tiba-tiba dibukakan satu pintu dari emas dan lengkungnya dari perak. Kemudian aku disambut oleh cahaya yang agung. Aku pun langsung bersujud seraya menyampaikan pujian kepada Allah dengan pujian yang belum pernah disampaikan seorang pun sebelumku. Disampaikanlah kepadaku, ‘Angkatlah kepalamu. Mintalah, niscaya engkau akan diberi. Berkatalah, niscaya engkau akan didengar. Meminta syafaatlah, niscaya engkau akan diberi syafaat.’ Aku pun berkata, ‘Umatku!’ Lantas dijawab, ‘Engkau berhak menolong orang yang dalam hatinya ada keimanan walau seberat biji gandum.’ Aku pun bersujud kedua kalinya dan menyampaikan pujian yang sama dan disampaikan lagi kepadaku jawaban yang sama. Lalu terus memohon lagi, ‘Umatku!’ Disampaikan kepadaku, ‘Engkau berhak menolong orang yang dalam hatinya ada keimanan walaupun sekecil biji sawi’.”
Golongan Orang Yang Pernah Mengucap Kalimat Thayyibah Dengan Ikhlas.
Ucapan kalimat tauhid ini menjadi kunci bagi penerimaan syafaat Rasulullah SAW di Padang Mahsyar, karena mereka yang mengucapkannya dengan kesungguhan hati akan mendapatkan pertolongan dan syafaat dari Nabi tercinta.
ثُمَّ أَسْجُدُ الثَّالِثَةَ، فَيُقَالُ لِي: مِثْلُ ذَلِكَ، ثُمَّ أَرْفَعُ رَأْسِي فَأَقُولُ: أُمَّتِي، فَيُقَالُ لِي: لَكَ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصًا
“Aku bersujud ketiga kalinya dan disampaikan kepadaku jawaban yang sama. Setelah itu, aku mengangkat kepala dan memohon lagi, ‘Umatku,’ Lalu disampaikan kepadaku, ‘Engkau berhak menolong orang yang mengucap Lā ilāha illallāh dengan ikhlas’.” (HR Abu Ya’la).
Demikian penjelasan mengenai “Syafaat Rasulullah SAW di Padang Mahsyar: Kasih Sayang Terhadap Umat dan Golongan yang Diterima Syafaat” Semoga berkah dan bermanfaat.
Apakah Anda butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah haji dan umroh? Maka Pusat Pendaftaran Umroh adalah pilihan yang tepat. Pusat Pendaftaran Umroh merupakan Travel Haji dan Umroh yang profesional dan sudah berpengalaman.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk Anda.
Image: http://tinyurl.com/murz3j97